Senin, 01 Juni 2015

Ngerasani

Aaarghh..lagi lagi..kali ini aku gagal menghindari yang namanya ngerasani. Mmm...tapi...embuh iki ngerasani apa bukan yak..hihihi...
Sebenarnya aq kesal banget. Kesel bin kesal klosot2..ngahahha..
Aq mengungkapkan kekesalanku ke seseorang. Otomatis aku menceritakan kejadiannya doonkz...hikikikikik...
Manusia manusia...deritanya tiada akhir...#eh...salah...
Manusia manusia....ngerasani tiada akhir...ngakakkakak...
Astaghfirullah...istighfar sek yo rek...
Awak dewe iki jaan...akeh duso tenan.
..
Iki aq meneng meneng nulis nang kereto...kereto KRD alias kereto rodok dlomong. Knopo jenenge ngunu kuwi. Gegara keretoe suering telat..ngahahhaha..
Wes ah rek buyar.
Njaluk sepuro sek..
Di malam muhasabah...

Senin, 30 Maret 2015

Inilah Pilar Agamamu: Rukun dan Makna Islam (1)


Sebagai seorang muslim sudah seharusnya kita mengetahui dengan baik agama kita. Karena dengan Islamlah seseorang bisa meraih kebahagiaan yang hakiki dan sejati. Sebuah kebahagiaan yang tidak akan usang di telan waktu dan tidak akan pernah hilang di manapun kita berada. Sebuah kebahagiaan yang sangat mahal harganya yang tidak dapat diukur dengan materi dunia sebesar apapun. Oleh karena itu sudah selayaknya bagi kita untuk mempelajari Islam, terlebih lagi bagian inti dari Islam yang menjadi pilar agama ini sehingga kebahagiaan pun bisa kita raih.

Inilah Pilar Itu

Rosul kita yang mulia telah memberitahu kepada kita seluruh perkara yang bisa mengantarkan kita pada kebahagiaan yang hakiki dan abadi yaitu surga Allah subhanahu wa ta’ala dan beliau juga telah memperingatkan kita dari seluruh perkara yang dapat menjerumuskan kita pada kehancuran dan kebinasaan yang abadi yaitu azab neraka yang sangat pedih yang Allah sediakan bagi orang-orang yang bermaksiat kepada-Nya. Demikianlah kasih sayang Rosul kita kepada umatnya bahkan melebihi kasih sayang seorang ibu pada anaknya.

لَقَدْ جَاءكُمْ رَسُولٌ مِّنْ أَنفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُم بِالْمُؤْمِنِينَ رَؤُوفٌ رَّحِيمٌ

“Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin.” (QS. At Taubah: 128)

Rosul kita telah memberi tahu pada kita tentang pilar agama Islam yang mulia ini. Beliau bersabda yang artinya, “Islam ini dibangun di atas lima perkara: (1) Persaksian bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, (2) mendirikan sholat, (3) menunaikan zakat, (4) pergi haji ke baitullah, dan (5) berpuasa pada bulan Romadhon.” (HR. Bukhari Muslim)

Demikian pula ketika menjawab pertanyaan malaikat Jibril yang bertanya kepada beliau, “Wahai Muhammad! Beri tahukan kepadaku tentang Islam?” Kemudian beliau menjawab, “Islam adalah Engkau bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, kemudian Engkau mendirikan sholat, kemudian Engkau menunaikan zakat, kemudian Engkau berpuasa pada bulan Ramadhon, kemudian Engkau menunaikan haji jika mampu.” Kemudian ketika beliau kembali ditanya oleh malaikat Jibril, “Wahai Muhammad! Beri tahukan kepada ku tentang Iman?” Kemudian beliau menjawab, “Engkau beriman kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-Nya, utusan-Nya, hari akhir dan Engkau beriman pada takdir Allah yang baik maupun yang buruk.” (HR. Muslim)

Demikianlah Rosul kita memberikan pengertian kepada umatnya tentang Islam, apa itu Islam yang seharusnya kita jalankan? Dan bagaimana seorang menjalankan Islam? Dalam hadits tersebut dapat kita ambil kesimpulan bahwa Islam adalah perkara-perkara agama yang lahiriah sedangkan iman adalah perkara-perkara yang terkait dengan hati. Sehingga jika digabungkan istilah Iman dan Islam maka hal ini menunjukkan hakikat agama Islam yaitu mengerjakan amalan-amalan lahir yang dilandasi keimanan. Jika ada orang yang mengerjakan amalan-amalan Islam namun perbuatan tersebut tidak dilandasi dengan keimanan, maka inilah yang disebut dengan munafik. Sedangkan jika ada orang yang mengaku beriman namun ia tidak mengamalkan perintah Allah dan Rasulnya maka inilah yang disebut dengan orang yang durhaka.

Berdasarkan hadits tersebut sekarang kita tahu bahwa agama Islam ini dibangun di atas lima pilar:

1. Persaksian tentang dua kalimat syahadat bahwa tidak ada yang berhak disembah selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah.
2. Menegakkan sholat.
3. Menunaikan zakat.
4. Berpuasa pada bulan Romadhon.
5. Pergi haji ke tanah suci jika mampu.

Dan kelima hal inilah yang disebut dengan Rukun Islam yang merupakan pilar utama tegaknya agama Islam ini. Barang siapa yang mengerjakan kelima pilar ini, maka ia berhak mendapatkan janji Allah subhanahu wa ta’ala berupa surga-Nya yang penuh dengan kenikmatan.

Makna Islam

Jika kita mendengar kata Islam, maka ada dua pengertian yang dapat kita ambil. Pengertian islam yang pertama adalah Islam secara umum yang memiliki makna: Berserah diri kepada Allah dengan tauhid dan tunduk serta patuh pada Allah dengan menjalankan ketaatan kepadanya dan berlepas diri dari perbuatan menyekutukan Allah (syirik) dan berlepas diri dari orang-orang yang menyekutukan Allah (musyrik). Islam dengan makna yang umum ini adalah agama seluruh Nabi Rosul semenjak nabi Adam ‘alaihi salam. Sehingga jika ditanyakan, apa agama nabi Adam, Nuh, Musa, Isa nabi dan Rosul lainnya? Maka jawabannya bahwa agama mereka adalah Islam dengan makna Islam secara umum sebagaimana yang telah disebutkan di atas. Demikian juga agama para pengikut Nabi dan Rasul sebelum nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah Islam dengan pengertian di atas, pengikut para Nabi dan Rasul terdahulu berserah diri pada Alah dengan tauhid, tunduk dan patuh kepada-Nya dengan mengerjakan amal ketaatan sesuai dengan syariat yang dibawa oleh nabi dan Rasul yang mereka ikuti serta berlepas diri dari kesyirikan dan orang-orang yang berbuat syirik. Agama pengikut nabi Nuh adalah Islam, agama pengikut nabi Musa pada zaman beliau adalah Islam, agama pengikut nabi Isa pada zaman beliau adalah Islam dan demikian pula agama pengikut nabi Muhammad pada zaman ini adalah Islam. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

مَا كَانَ إِبْرَاهِيمُ يَهُودِيّاً وَلاَ نَصْرَانِيّاً وَلَكِن كَانَ حَنِيفاً مُّسْلِماً وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ

“Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan tetapi dia adalah seorang yang lurus lagi berserah diri (kepada Allah) dan sekali-kali bukanlah dia termasuk golongan orang-orang musyrik.” (QS. Ali Imran: 67)

Allah juga berfirman,

هُوَ سَمَّاكُمُ الْمُسْلِمينَ مِن قَبْلُ

“Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu.” (QS. Al Hajj: 78)

Sedangkan pengertian yang kedua adalah makna Islam secara khusus yaitu: Agama Islam yang dibawa oleh Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang mencakup di dalamnya syariat dan seluruh ajaran yang dibawa oleh Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dan inilah makna Islam secara mutlak, artinya jika disebutkan “Agama Islam” tanpa embel-embel macam-macam, maka yang dimaksud dengan “Agama Islam” tersebut adalah agama Islam yang dibawa oleh nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sehingga orang-orang yang masih mengikuti ajaran nabi Nuh, nabi Musa atau ajaran nabi Isa setelah diutusnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam maka orang ini tidaklah disebut sebagai seorang muslim yang beragama Islam. Di samping itu, ada pengertian Islam secara bahasa yaitu Istislam yang berarti berserah diri.

-bersambung insya Allah-

***

Penulis: Abu Fatah Amrullah (Alumni Ma’had Ilmi)
Murojaah: Ust. Aris Munandar
Artikel www.muslim.or.id

Kamis, 26 Maret 2015

Adab Membaca Al-Quran

Al Qur’anul Karim adalah firman Alloh yang tidak mengandung kebatilan sedikitpun. Al Qur’an memberi petunjuk jalan yang lurus dan memberi bimbingan kepada umat manusia di dalam menempuh perjalanan hidupnya, agar selamat di dunia dan di akhirat, dan dimasukkan dalam golongan orang-orang yang mendapatkan rahmat dari Alloh Ta’ala. Untuk itulah tiada ilmu yang lebih utama dipelajari oleh seorang muslim melebihi keutamaan mempelajari Al-Qur’an. Sebagaimana sabda Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam, “Sebaik-baik kamu adalah orang yg mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari)

Ketika membaca Al-Qur’an, maka seorang muslim perlu memperhatikan adab-adab berikut ini untuk mendapatkan kesempurnaan pahala dalam membaca Al-Qur’an:

1. Membaca dalam keadaan suci, dengan duduk yang sopan dan tenang.

Dalam membaca Al-Qur’an seseorang dianjurkan dalam keadaan suci. Namun, diperbolehkan apabila dia membaca dalam keadaan terkena najis. Imam Haromain berkata, “Orang yang membaca Al-Qur’an dalam keadaan najis, dia tidak dikatakan mengerjakan hal yang makruh, akan tetapi dia meninggalkan sesuatu yang utama.” (At-Tibyan, hal. 58-59)

2. Membacanya dengan pelan (tartil) dan tidak cepat, agar dapat menghayati ayat yang dibaca.

Rosululloh bersabda, “Siapa saja yang membaca Al-Qur’an (khatam) kurang dari tiga hari, berarti dia tidak memahami.” (HR. Ahmad dan para penyusun kitab-kitab Sunan)

Sebagian sahabat membenci pengkhataman Al-Qur’an sehari semalam, dengan dasar hadits di atas. Rosululloh telah memerintahkan Abdullah Ibnu Umar untuk mengkhatam kan Al-Qur’an setiap satu minggu (7 hari) (HR. Bukhori, Muslim). Sebagaimana yang dilakukan Abdullah bin Mas’ud, Utsman bin Affan, Zaid bin Tsabit, mereka mengkhatamkan Al-Qur’an sekali dalam seminggu.

3. Membaca Al-Qur’an dengan khusyu’, dengan menangis, karena sentuhan pengaruh ayat yang dibaca bisa menyentuh jiwa dan perasaan.

Alloh Ta’ala menjelaskan sebagian dari sifat-sifat hamba-Nya yang shalih, “Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyu’.” (QS. Al-Isra': 109). Namun demikian tidaklah disyariatkan bagi seseorang untuk pura-pura menangis dengan tangisan yang dibuat-buat.

4. Membaguskan suara ketika membacanya.

Sebagaimana sabda Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam, “Hiasilah Al-Qur’an dengan suaramu.” (HR. Ahmad, Ibnu Majah dan Al-Hakim). Di dalam hadits lain dijelaskan, “Tidak termasuk umatku orang yang tidak melagukan Al-Qur’an.” (HR. Bukhari dan Muslim). Maksud hadits ini adalah membaca Al-Qur’an dengan susunan bacaan yang jelas dan terang makhroj hurufnya, panjang pendeknya bacaan, tidak sampai keluar dari ketentuan kaidah tajwid. Dan seseorang tidak perlu melenggok-lenggokkan suara di luar kemampuannya.

5. Membaca Al-Qur’an dimulai dengan isti’adzah.

Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman yang artinya, “Dan bila kamu akan membaca Al-Qur’an, maka mintalah perlindungan kepada Alloh dari (godaan-godaan) syaithan yang terkutuk.” (QS. An-Nahl: 98)

Membaca Al-Qur’an dengan tidak mengganggu orang yang sedang shalat, dan tidak perlu membacanya dengan suara yang terlalu keras atau di tempat yang banyak orang. Bacalah dengan suara yang lirih secara khusyu’.

Rosululloh shollallohu ‘alaihiwasallam bersabda, “Ingatlah bahwasanya setiap dari kalian bermunajat kepada Rabbnya, maka janganlah salah satu dari kamu mengganggu yang lain, dan salah satu dari kamu tidak boleh bersuara lebih keras daripada yang lain pada saat membaca (Al-Qur’an).” (HR. Abu Dawud, Nasa’i, Baihaqi dan Hakim). Wallohu a’lam.

***

Penulis: Abu Hudzaifah Yusuf
Artikel www.muslim.or.id

Minggu, 18 Januari 2015

Janji ALLAH ّ untuk Mengabulkan DO’A Hamba-Nya

Tafsir Surat al-Baqarah/2 ayat 186 Imam Ibnu Katsir asy-Syafi’i

Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran. (QS. al-Baqarah/2: 186)

TAFSIR

Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Musa al-Asy'ari رضي الله عنه, ia menceritakan, ketika kami bersama Rasulullah صلى الله عليه و dalam
suatu peperangan, kami tidak mendaki tanjakan, menaiki bukit, dan menuruni lembah melainkan dengan mengumandangkan takbir. Kemudian beliau mendekati kami dan bersabda, "Wahai sekalian manusia, sayangilah diri kalian, sesungguhnya kalian tidak berdo'a kepada Dzat yang


Rabu, 14 Januari 2015

Orang Kaya "Baru" (New Money)

Judul ini terinspirasi dari film The heirs yang dibintangi si Ganteng Lee min Hoo.
tapi....cerita dalam tulisan saya kali ini bukan mengenai film tersebut, cuma hampir mirip salah satu episodenya kali yak..heheheh

ini berawal dari saya berada di suatu tempat dimana lingkungan dimana tempat saya berada berisi orang-orang yang cukup kaya(dalam kacamata saya,red).
Dalam perbincangannya seringkali mengomentari orang-orang kaya sekitar tempat kerjanya. Dan terkadang pula ada kecemburuan jika ada temannya yang memiliki harta baru..halah,,opo wae bahasae..hahahahah
orang kaya baru dalam edisi kali ini adalah...orang yang dahulunya biasa-biasa saja kemudian bersuamikan/bersitrikan orang yang kaya bingiitzzz..nah loh..pke gaya alay...hahaha
Ketika dahulu kala orang kaya baru ini usaha habis-habisan untuk bisa kaya dan mandiri, yang pasti juga redah hati.. tatkala nasibnya sudah berputar maka bisa jadi kebalikannya..ya meski tidak 180 derajatlah kebalikannya.
tatkala berbicara, orang kaya baru ini sepertinya menyesuaikan diri...hueheheh..yaiyalah...klo berbicara sama orang ndeso kayak saya ini masak iya bicara soal mobil mewah kelas kakap...paling juga ngomongin becak..sepeda kebo..hahahahaha...
huusshhh mbalik ke topik masalah.. :P
jika dipancing dengan pertanyaan yang mengkorek hartanya...muncullah hasrat congkak itu...hhahahahha

kayak gini nih:

Q:Ibu kalau pulang kerja naik apa?
A: Ya jelaslah naik Alphard..masak iya naek ontel...hahaha...
Q: Besok kita pergi ke kota X bisa bareng gak?
A: ohh ..bisa banget..sek tak tuker mobil yang satunya yang lebih gedhe dan nyaman... *Bus kalleee..hahaha
Q: Mobilnya banyak ya?
A: ohh jelas..kan saya orang kaya...ya banyak donkkks...
Q: boleh main kerumahnya ndak?
A: Ahhh...kalau mau kerumah saya...saya sering nggak ada...main aja nanti "Yuk (PRT, Red) yang akan menemui...
Q: Anda muslim?
A: Ya iyalah... (oh may..may..may........hellow babyyyy...moslem itu tidak geetoo jugaa keleuuuss), justru semakin banyak hartanya...maka dia tidak di perbudak oleh hartanya.

Menurut kaca mata saya,
Jika seseorang itu kaya dari hasil jerih payahnya sendiri...
kemungkinan kecil akan bertindak seperti Q & A di atas. Mayoritas akan lebih rendah hati, lebih loman, dan lebih mulia hatinya pastinya.
Karena dia pernah mengalami hidup "TIDAK" enak.

pendidikan tinggi tidak menjamin orang tersebut untuk tidak sombong/congkak/ pamer atau sejenisnyalah...

Justru...yang "Agama" yang kuatlah yang menuntun untuk tidak melakukan hal-hal tersebut.


Senin, 29 Desember 2014

Tempat biasa namun "Tidak" biasa.

Kali ini, tulisan ini saya buat disela-sela saya berada dalam rutinitas senin-jumat. dimana itu?? ya sebagian besar pasti anda tahulah.. XD

Ternyata, sejauh ini tempat saya bekerja itu hampir keseluruhan berada dalam kondisi yang tidak nyaman. pernah dink di tempat yang cukup lah nyaman. ketika di banyuwangi dulu, karena remun disesuaikan dengan jumlah kehadiran dalam bermajlis. sesuatu khaannn.. ngaji aja di gaji.. :D
Masyaa allah... semoga HRD nya masih terpegang oleh saudara-saudara kita yang seiman dan selalu semangat dalam menegakkan agama Allah.

Beda dulu beda dengan yang sekarang, saya harus TETAP teguh dan mampu berdiri meski tidak dihiraukan. sebenarnya tempat ini bukanlah tujuan utamaku. sejak pertama kali menerima pekerjaan ini dalam benakku..ini hanyalah sementara. tapi sampai sekarang kok semantara??lama bangeeeutt?? kalau ini yang manut kagem yang menentukan skenario. saya cuma menjalankan dan berusaha, sisanya tawakkal 'Alallah. :)

dalam suasana dan kondisi saat ini menuntut saya untuk bisa mengendalikan diri dari yang namanya "GHIBAH". Kata ini saya format dengan uppercase dan dikasih tanda petik pula, hal ini menunjukkan bahwa kata ini memiliki makna yang sangat dahsyat. jungkir balik dan terseok -seok saya untuk bisa menghindari makan bangkai sodara sendiri. nggilani rek!.

sebelum saya membaur dan cukup dekat dan mengenal, saya pendiam dan mencoba untuk tidak ikut campur dalam urusan orang lain. namun kali ini cukup susah untuk dihindari, karena kita sudah saling dekat.

yang namanya Ghibah itu bisa 1-2 detik sekali bisa ngomongin orang. tidak hanya bawahan tetapi penyakit ini juga merambah pada atasan. tiap kali kita tidak puas terhadap seseorang, maka hal tersebut langsung di bicarakan. tidak mengenal gender penyakit ini, baik cowok maupun cewek semuanya sama. bahkan saya pun juga begitu,,,,hee.. *nyengir gak enak.

berarti penyakit ini sudah kronis yak..:D pak dan bu dokter..bagi yang membaca tulisan ini.. kasih terapi yaak untuk mengatasi penyakit ini.. saya juga mauuu...hehehehe

sekali lagi.. ini bukan lah penyakit jasad yang seperti halnya batuk pilek. tapi ini adalah penyakit rohani, penyakit hati dimana anda sendiri yang harus bertekad untuk menghindari atau bahkan mengubur hidup2 penyakit ini jika timbul ataupun menggoda anda.

ya! bukan anda siih .. ini tulisan juga mnejotos alias nohok bingits untuk bisa mengingatkan saya.

saya menyebutnya dengan rapor merah jika saya tidak bisa menghindari godaan penyakit ini.

Hemm....*menghela napas panjang...

Ya allah....selamatkan hamba, jasad hamba, hindarkan hamba dari penyakit hati ya Allah..



Dan orang-orang (Islam) yang datang kemudian daripada mereka (berdoa dengan) berkata: "Wahai Tuhan Kami! Ampunkanlah dosa kami dan dosa saudara-saudara kami yang mendahului kami dalam iman, dan janganlah Engkau jadikan dalam hati perasaan hasad dengki dan dendam terhadap orang-orang yang beriman. Wahai Tuhan kami! Sesungguhnya Engkau Amat Melimpah Belas kasihan dan RahmatMu".

Aamiin.

-Umie-
17 des 2014
Rabu, 17 des 2014.
Tulisan ini dibuat ketika sedang menunggunggu kedatangan kereta penataran tujuan sby-blitar. Tepat pukul 16.00 wib, seharusnya kereta sudah datang dan segera berangkat, tp lagi2..kereta mengalami keterlambatan, sampai jam berapa?tidak.pernah d tentukan dan dikabarkan oleh pemimpin perjalanan kereta. Seperti biasa, duduk diam, mengamati sekeliling. Sontak senyum sumringah tipis nan manis, tatkala melihat sesosok wanita paruh baya yang duduk d depanku lantas berdiri bersamaan dg wanita sebelahnya. Yaa...wanita ini sudah cukup tua, bisa dibilang lansia lah. Mungkin, seumuran mbah saya. Yg membuat saya tersenyum ialah tatkala ibu paruh baya tersebut menunjukkan arah ke ibu lansia dg gaya istimewa orang jawa (menunjuk pakai jempol, red). Dan menuntunnya mungkin karena kondisi skrng lagi hujan..sehingga lansia tersebut d pegang tangannya sambil d dekap, berharap tidak jatuh ketika berjalan.

Ya!pelajaran sore hari ini. Begitu jarangnya..aargghh mungkin sdh tidak jarang bahkan susah menemukan sesosok wanita yang bisa dibilang cukup muda tapi saangat mengormati orag tua. Ya...inilah model sesosok anak yg sangat dibutuhkan orangtua jaman sekarang.
Bagi kalian yg tinggal bersama orangtua, ujian kalian cuma 1 yakni sabar. Sabar dalam segala hal, karena orangtua itu jika sdh menua sifatnya kembali seperti kanak kanak. Jika dulu ketika masih kecil, wajar ketika kita masih bayi...maka sikapnya seperti layaknya bayi. Namun kali ini berbeda, raga dewasa tapi sifat bayi/kanak kanak. Tapi sekali lagi...merekalah surga kalian...mmm bisa jadi surga bisa jadi neraka siih..tergantung mana yang akan anda pilih.

-end-

Umie